Putri sulung Raja Keraton Yogyakarta, Sri Sultan Hamengku Buwono X, Gusti Kanjeng Ratu (GKR) Mangkubumi terkejut ketika blusukan ke sejumlah destinasi wisata di pinggiran Yogyakarta. Dia kaget karena mendapati masih banyak pelaku usaha pariwisata yang belum mendapatkan vaksinasi Covid-19.
“Dalam situasi kasus Covid-19 yang tinggi seperti ini, ternyata masih banyak pelaku usaha pariwisata yang belum divaksin karena berbagai sebab,” kata Mangkubumi saat memberikan paket bantuan kepada perwakilan pedagang kaki lima dan masyarakat seputaran Malioboro, Yogyakarta, Sabtu 31 Juli 2021.
Mangkubumi mencontohkan ketika dia bertemu pelaku wisata di Kawasan Tlogoputri, Kaliurang di lereng Gunung Merapi, Kabupaten Sleman, Yogyakarta, pada Kamis, 29 Juli 2021. Para pelaku usaha pariwisata, baik dari penjual jadah, tempe, jip wisata, kuliner, sampai pengelola penginapan yang jumlahnya sekitar 1.000 orang, belum mendapatkan vaksinasi Covid-19.
“Mereka yang di Tlogoputri Kaliurang itu banyak sekali yang belum divaksin,” katanya. Alasan mereka, menurut Mangkubumi, takut turun (ke wilayah perkotaan) untuk vaksinasi Covid-19. Kekhawatiran para pelaku usaha pariwisata di dataran tinggi Kabupaten Sleman itu disebabkan kasus penularan Covid-19 yang masih tinggi. Sebab itu mereka memilih bertahan di atas.
Persolan lainnya, Mangkubumi melanjutkan, kalau harus daftar vaksinasi Covid-19 secara online, ternyata tidak semua pengusaha wisata bisa mengaksesnya. “Banyak juga pelaku wisata yang sudah tua dan ponselnya tidak mendukung,” kata Mangkubumi yang juga Ketua Kadin DI Yogyakarta.
Mangkubumi prihatin dengan situasi pandemi seperti ini, ternyata masih ada masyarakat yang tidak percaya Covid-19, sehingga tidak mau divaksin. “Memang masih perlu mengedukasi masyarakat agar mereka tahu bahwa Covid-19 ini ada dan vaksinasi itu penting,” ujar Mangkubumi yang bersama Kadin DI Yogyakarta membentuk relawan penanganan pandemi bernama Jogja Economic Resiliance for Covid-19 (JERCovid-19) itu.
Mangkubumi tengah berupaya agar vaksinasi Covid-19 bisa jemput bola ke para pelaku usaha pariwisata di pinggiran Yogyakarta. Dengan begitu, mereka tak perlu datang ke kota. Rencananya pada Agustus 2021 program vaksinasi jemput bola itu akan berlangsung dan berkoordinasi dengan Organisasi Angkutan Darat atau Organda DI Yogyakarta untuk kendaraan operasional.
Banyak persoalan dalam percepatan vaksinasi di Yogyakarta ini. Mangkubumi merinci, mulai dari masyarakat yang tidak percaya Covid-19, menolak vaksinasi, kesulitan mengakses layanan vaksinasi, stok vaksin yang terbatas, hingga tenaga vaksinator yang juga tak banyak. “Kalau petugas observasi yang mendata peserta vaksinasi masih cukup dan kami bisa memfasilitasi pelatihannya. Tetapi kalau vaksinator tak bisa sembarang orang,” ujar Mangkubumi.
Lurah Hargobinangun, Pakem, Kabupaten Sleman, Yogyakarta, Amin Sarjito mengatakan ada seribu warganya yang menggantungkan hidup dari wisata Kaliurang. “Sejak pandemi sampai sekarang, tercatat sebelas penduduk di sini yang meninggal karena terpapar Covid-19,” kata Amin. Saat ini, sekitar 49 orang menjalani isolasi mandiri setelah sekitar 400 penduduk sempat terpapar.
Sementara Riswanto dari kalangan pengemudi jip wisata Merapi Yogyakarta berharap PPKM segera berakhir. “Kebijakan ini membuat kami banting setir menjadi tukang batu dan bekerja serabutan demi menyambung hidup,” kata dia. Di wilayah Hargobinangun, terdapat sekitar 400 orang yang bekerja sebagai pengemudi jip wisata Gunung Merapi.